
Berdasarkan hasil kerja sama yang dilakukan oleh Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta dengan Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta pada Jumat, 6 Desember 2019 bertempat di FKIP UST Yogyakarta. Kerja sama tersebut dilakukan dengan penandatanganan MoU, MoA, dan Diskusi Ilmiah Pengembangan LPTK Menuju Akreditasi Unggul antara FKIP UST Yogyakarta dengan FKIP UKI Jakarta. Menindaklanjuti hasil kerja sama tersebut, Senin, 4 Mei 2020, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta bersama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta menyelenggarakan Webinar Nasional dalam rangka Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Webinar Nasional yang bertema “Memperingati Hari Pendidikan Nasional” diselenggarakan menggunakan Office Teams. Pendaftaran Webinar Nasional dilakukan secara online. Webinar Nasional ini walaupun dilakukan secera online, ternyata mendapatkan respon postif. Jumlah pendaftar adalah 500 peserta. Namun, karena semakin banyaknya peminat peserta yang ingin mengikuti Webinar Nasional, Dekan FKIP UST Yogyakarta Nanang Bagus Subekti, M.Ed. menyiarkan kegiatan Webinar Nasional melalui Youtube live LensaEdukasiDotCom. Jumlah peserta yang mengikuti Webinar Nasional melalui Youtube live di akun LensaEdukasiDotCom sebanyak 700 peserta.
Dekan FKIP Universitas Kristen Indonesia, Dr. Drs. Sunarto, M.Hum., dalam sambutannya menyampaikan bahwa “FKIP UKI beserta FKIP UST menyelenggarakan Webinar memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020. Selama pandemi COVID-19 ini mengharuskan dalam proses pembelajaran menggunakan teknologi internet”.
Sambutan selanjutnya yang sekaligus membuka Webinar Nasional disampaikan oleh Rektor Universitas Kristen Indonesia, Dr. Dhaniswara K Harjono, SH, MH, MBA. Menyampaikan “Pada situasi dan kondisi saat ini terkait dengan pandemi COVID-19, mengharuskan melakukan pembelajaran secera online dan juga seminar secara online atau webinar pada siang ini. Apa pun yang terjadi kita sama-sama sangat prihatin dengan kondisi mewabahnya Virus Corona yang sudah menggelobal secara dunia. Tentunya setiap tugas harus tetap berjalan dan tetap menggali ilmu agar dapat bermanfaat bagi masyarakat. Acara webinar ini terutama untuk menindaklanjuti kerja sama yang sudah dilakukan oleh Universitas Kristen Indonesia dengan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta”.
Narasumber dalam Webinar ini adalah Dr. Yuli Prihatni, M.Pd. (Kepala Penjaminan Mutu Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta) dengan judul “Mengenang Jasa Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional”. Narasumber kedua yaitu Dr. Dra. Erni Murniarti, M.Pd., SH. (Dosen Prodi Administrasi Pendidikan Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Pemred. Jurnal Dinamika Pendidikan (Sinta 4)) dengan mengaangkat judul “Pemanfaatan Microsoft Office: Sway, OneNote dan Teams sebagai Media Pembelajaran saat Pandemi Global”.
Materi yang pertama disampaikan oleh Dr. Yuli Prihatni, M.Pd., dengan judul “Mengenang Jasa Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional”.
Download Materi Dr. Yuli Prihatni, M.Pd.
Materi yang kedua disampaikan oleh Dr. Dra. Erni Murniarti, M.Pd., SH., “Pemanfaatan Microsoft Office: Sway, OneNote dan Teams sebagai Media Pembelajaran saat Pandemi Global”.
Download Materi Dr. Dra. Erni Murniarti, M.Pd., SH.
Sesi Tanya Jawab
Pada sesi tanya jawab, Dr. Yuli Prihatni, M.Pd., menyampaikan jawaban atas pertanyaan “Kapan Indonesia memberlakukan kekerasan dalam dunia pendidikan sedangkan negara kita mengambil Ki Hadjar Dewantara sebagai icon pendidikan?”. Dr. Yuli Prihatni, M.Pd., menjawab “Bahwa sebenarnya di Indonesia sendiri sejak Indonesia merdeka, tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk membangung Indonesia yang seutuhnya yang dapat dilihat di undang-undang juga tidak ada yang menyebutkan bahwa pendidikan untuk kekerasan. Kasus yang ada di Indonesia mungkin ada yang lebih mengarah ke kerasan. Namun sebenarnya, kalau kita kembalikan dalam filosofi pendidikan, tujuan Pendidikan Nasional yang kemudian juga ada di dalam UUD Republik Indonesia maka pendidikan di Indonesia tidak untuk kekerasan, tetapi untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya. Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional mengarahkan pendidikan yang memerdekakan. Merdeka dalam pandangan Tamansiswa merdeka itu tidak bebas sebebas-bebasnya, tetapi masih dibatasi oleh tertib damainya masyarakat. Sebagai makhluk individual, berhak membahagiakan dirinya sendiri, tetapi secara kodrati, manusia juga sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan manusia yang lain dan merupakan anggota masyarakat. Jadi, tertib damainya masyarakat sebagai batasan dari merdekanya sebuah individu. Oleh karena itu, pembelajaran dan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menghindari paksaan dan hukuman.
Jawaban dari pertanyaan selanjutnya yaitu, Apakah ajaran Ki Hadjar Dewantara masih relevan di Era Revolusi Industri 4.0 yang cenderung mengandalkan tekhnologi dan internet bahwa dari segi manusiawinya relatif berkurang misalnya pada saat pembelajaran siswa cenderung mencari di internet dan copy paste. Relevannya terletak pada penanaman nilai-nilai karakter dan budi pekerti yang dijadikan sebagai pondasi dalam diri anak didik sehingga padai saat mengikuti perubahan zaman tidak mudah terbawa arus. Pada saat peserta didik memiliki karakter budi pekerti yang baik, tentunya ia tidak mudah tentunya untuk copy paste dari internet. Ia akan berpikir bahwa itu adalah hasil buah pikir orang lain yang tidak boleh dengan sembarangan mengambilnya. Ki Hadjar Dewantara menyampaikan bahwa zaman itu akan selalu berubah, tetapi untuk menghadapi perubahan itulah pendidikan Tamansiswa ini diperlukan. Salah satunya adalah nilai-nilai karakter dan budi pekerti. Salah satu karakter yang ada adalah Ngandel, Kendel, Bandel, Bandel. Ngandel artinya percaya diri. Jadi dalam menghadapi perkembangan zaman harus memiliki rasa percaya diri. Kendel artinya berani karena benar. Bandel di sini bukan Bandel dalam hal negatif, tetapi memiliki arti tahan banting, tidak mudah putus asa, pantang menyerah. Kandel artinya tebal keimanannya, religius, memiliki keimanan yang kuat dalam menghadapi perubahan zaman.
Pandangan dari Tamansiswa, Ki Hadjar menyampikan dalam proses pembelajaran metode itu diserahkan sepenuhnya kepada guru, tetapi yang dihindari dalam Tamansiswa adalah hukuman, ancaman, dan paksaan. Kalau pun ada hukuman digunakan untuk mendidik atas kesalahannya. Misalkan ada anak yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Maka hukuman yang diperbolehkan kalau pun ada ayaitu menyuruh anak mengambil sampahnya kembali dan membuang ke tempat sampah. Bukan diganti dengan hukuman yang bersifat menakutkan. Pendidikan yang disampaikan Ki Hadjar Dewantara harus humanis, memanusiakan manusia, dan tidak membanding-bandingkan antarsiswa.
Pada sesi tanya jawab Dr. Dra. Erni Murniarti, M.Pd., SH., menyampaikan jawaban atas pertanyaan “Apa kelebihan menggunakan aplikasi Microsoft Office dibandingkan Google Sway? Dan apakah ada batasan ruang?”. Dr. Dra. Erni Murniarti, M.Pd., SH., menyampaikan jawaban. “Semua aplikasi baik, Power Point memiliki kelebihan sendiri dan aplikasi Sway memiliki kelebihan sendiri dan sama-sama untuk presentasi. Begitu juga Google Drive dan One Drive. Namun, karena Power Point sudah banyak digunakan maka ada tantangan untuk menggunakan aplikasi Sway. Google dan microsoft office bersifat bebas tidak harus sebagai guru dapat membuka akunnya. Aplikasi Sway dapat didesain dengan mudah melalui HP, dalam materi Sway dapat memasukkan video dan memasukkan link melalui HP sehingga sangat membantu. Apliaksi OneNote dan Power Point yang sama-sama Microsofft Office memiliki perbedaan misalnya saat mengirim video. Aplikasi Power Point saat ingin mengirim video, harus kembali dulu ke file, kemudian mencari file dan kemudian membuka videonya sehingga prosesnya lebih lama. Kalau di aplikasi Sway atau pun onenote, kita tinggal simpan videonya dan simpan linknya, kita sudah bisa merencanakan akan membuka video apa. Kita tidak perlu membuka movie maker terlebih dahulu dan tidak perlu membuat videonya terlebih dahulu. Kalau menggunakan aplikasi Sway, OneNote dan Teams, kita bisa langsung merencanakan materi di aplikasi. Apabila jaringannya baik, kita bisa klik link yang digunakan simulasi dan langsung tersambung ke laman yang dituju.
Jawaban selanjutnya dari pertanyaan Apakah aplikasi Google Drive dan One Drive memiliki batsan ruang? yaitu Aplikasi Google Drive memiliki ruang batasan, One Drive memiliki kapasitas 5 tere. Aplikasi One Drive juga dapat digunakan untuk mengedit secara langsung. Misalnya saat ingin menerbitkan sertifikat bagi para reviewer. Maka pembuatan sertifikat dapat langsung diedit di One Drive dan dapat langsung mengirim link kepada para reviewer untuk mendapatkan sertifikat elektronik.
Jawaban selanjutnya dari pertanyaan dari Apakan One Drive harus diunduh terlebih dahulu, yaitu “Seperti pada apblikasi lainnya yang juga harus diunduh terlebih dahulu. Namun, apabila sudah memiliki akun ACID, maka secara otomatis semua aplikasi sudah terunduh. Dengan demikian, kita tidak perlu mengunduh lagi di playstore. Misalnya ingin masuk ke aplikasi Teams, maka tidak perlu mengunduh aplikasi Teams”.
Webinar Nasional ini telah mendapatkan respon positif dari para peserta yang antusias mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab. Dr. Dra. Erni Murniarti, M.Pd., SH., menyampaikan bahwa pertanyaan lebih lanjut dapat dilakukan di youtube FKIP UKI dan akan dijawab melalui youtube secara lebih praktis karena tidak terbatas oleh waktu.. Dr. Dra. Erni Murniarti, M.Pd., SH., juga menyampaikan perlu juga untuk menagendakan pertemuan lebih lanjut dan lebih intens dalam kelas kecil.